HOW TO APPRECIATE YOUR SKIN TONE I CARA MENGHARGAI WARNA KULITMU
Hallo semuanya, kenalin aku Anisa Rusdiana bisa juga dipanggil Caca. Dan di postingan aku kali ini, aku mau ngomongin tentang "skin tone" atau "warna kulit" dan juga gimana cara mengatasi masalah yang mungkin kalian hadapi terkait warna kulit kalian. Aku bakal kasih rekomendasi gimana cara kalian menghargai warna kulit kalian, gimana mengatasi rasa insecure dan keraguan sama warna kulit kalian apapun itu, mau yang warna kulit gelap ataupun terang. Di sini aku lebih mau kasih rekomendasi secara fungsional yaa, dan aku harap bakal bermanfaat buat kalian. Aku pikir it's all fine to say "oh ya kalian harus percaya diri sama kulit kalian" ; "oh ya itu kalian harus bangga sama warna kulit kalian" ; "oh ya itu bagus punya kulit gelap maupun terang". Tapi gimanapun, kita jarang banget kan cari tahu alasannya kenapa? Kenapa juga bisa sampe ada rasa insecure sama warna kulit kita sendiri? Kenapa bisa gini? Kenapa bisa gitu? Nah di sini aku ngga mau sekedar kasih rekomendasi tentang gimana cara appreciate kulit kalian tapi aku mau jelasin alasannya, jadi biar aku bisa encourage atau mendorong kalian buat membuang semua prejudiced atau prasangka yang negatif dan mengabaikan apapun pendapat orang tentang warna kulit kalian.
Di sini aku mau mulai dari pengalaman aku ya di mana aku punya warna kulit sawo matang atau bisa juga disebut tanned skin di mana warna kulit kaya punyaku ini kalau di Indonesia sering dianggap kurang menarik. Sementara itu di beberapa cultures di dunia, warna kulit kaya punyaku itu yakni tanned skin, malah dianggap menarik. Itu semua ngga terjadi gitu aja pastinya, karena semua pasti ada alasannya. Dalam setiap hal, pasti ada unsur hirarki di dalamnya, termasuk kalau menyangkut masalah sosial seputar gender, golongan, keyakinan, ekonomi, dan masih banyak lagi. Di mana kita bakal mengasosiasikannya dengan kekayaan, power atau kekuatan yang kita anggap lebih baik, dan juga kesuksesan. Karena kita sebagai manusia selalu berusaha untuk jadi yang lebih baik. Contohnya kalau pas kita lihat ada orang yang super sukses ada di depan kita, pasti kita bakal pengen contoh apa yang dia lakuin atau dia bilang, untuk belajar biar kita bisa sesukses dia, biar kita bisa punya prosperity yang lebih. Nah hal ini juga sama dengan masalah kulit, karena orang-orang tuh pengen terlihat seperti orang-orang yang lebih powerful. Tapi di sini perspektive orang-orang dalam menilai kesuksesan seseorang tuh beda-beda, ini dari segi penampilan fisik yaa. Di western country itu, jaman sebelum perang dunia I, orang-orang yang dianggap sukses itu adalah orang-orang yang punya fair skin atau kulit terang karena dianggap mereka ngga perlu bekerja susah payah dan terkena sinar matahari. Tapi seiring perkembangan sosial budaya yang ada dan juga setelah perang dunia I, perspektif mereka mulai berubah di mana yang orang yang dianggap sukses adalah orang yang memiliki kulit lebih gelap cenderung tanned. Karena mereka beranggapan bahwa orang yang memiliki tanned skin, apalagi kalau pas winter, berarti orang itu punya uang yang lebih atau bisa juga disebut kaya karena dia bisa pergi ke tempat-tempat yang eksotik atau tropical place sehingga mereka bisa berjemur di bawah sinar matahari untuk bikin kulit mereka jadi tanned, di mana tanned skin dianggap mencerminkan status simbol seseorang. Selain itu punya kulit tanned itu dianggap kelihatan sehat, keliahatan lebih "hidup" dan terlihat kaya manusia yang mana fair skin dianggap kelihatan pucet atau kaya lagi sakit. Sementara itu, di negara-negara lain kaya negara kita Indonesia, karena adanya faktor kolonialisme dan karena di dunia udah terstruktur di mana western country tuh berada di puncak rantai hirarki, yang mana sekali lagi orang-orang meniru apa yang mereka anggap lebih sukses atau lebih kuat, akibatnya banyak banget cultures di mana mereka pengen terlihat kaya orang western atau bule. Karena mereka beranggapan kulit terang itu bersih dan ngga terlihat dekil gitu dan balik lagi tentang sterotype bahwa kalian ngga perlu kerja di bawah sinar matahari.
Nah dari sini, kita tuh harus bisa selalu melihat sudut pandang dari berbagai lapisan dan berbagai cultures di dunia, kenapa hal-hal tertentu kaya misalnya perspektif tentang warna kulit bisa kaya gini, kenapa bisa terstruktur kaya gitu, maka dari itu alasan utama aku mau bikin video ini adalah aku pengen encourage kalian buat reject atau menolak semua konsep yang ada tentang kedua warna kulit tersebut, yaitu kulit gelap dan kulit terang. Aku mau ceritain pengalaman aku punya kulit tanned dari kecil di mana aku sering banget dibully karena aku punya kulit yang gelap, ditambah dulu pas aku masih kecil aku ngga terlalu aware untuk merawat diri aku sendiri. Tapi seiring aku mulai remaja, aku mulai insecure sama warna kulit aku yang gelap dan pengen banget punya kulit yang terang biar bisa dianggap menarik sama banyak orang terutama orang Indonesia. Hingga pas aku kuliah, aku tuh jarang banget keluar rumah dan kalau aku keluar rumah aku tuh harus selalu pake pelindung kaya topi, jaket, dan lain-lain sangking gamaunya kena matahari. Selain itu aku beli produk-produk pemutih yang di jual di beauty store karena banyak banget whitening product yang dijual di sana, secara beauty standart yang ada di Indonesia itu adalah kulit terang. Aku juga sering ke salon buat bleaching kulit aku dan sehabisnya kulit aku tuh pasti jadi lebih sensitif dan lama-lama aku mulai sadar kalau ini tuh ngga bagus buat aku.
Akhirnya aku sadar kalau sebenernya alam tuh punya caranya sendiri buat bikin manusia bisa beradaptasi dengan wilayah tempat tinggalnya, salah satunya dengan warna kulit. Yaitu dengan adanya melanin, yang merupakan pigmen warna alami yang memberikan warna pada tubuh kita misalnya rambut, warna mata, dan termasuk kulit. Nah di sini fungsi melanin adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan kulit akibat sinar matahari, jadinya orang-orang yang tinggal di daerah tropis atau yang terpapar sinar matahari sepanjang tahun, kulitnya cenderung lebih gelap karena kita punya melanin yang lebih banyak dibanding orang-orang western yang tinggal di wilayah sub-tropis dan ngga terpapar sinar matahari sepanjang tahun. Jadi di sini, kita harus berfikir bahwa kulit adalah sebuah biological technology yang di desain berdasarkan tempat kita tinggal atau hidup. Di mana hal ini menghasilkan suatu kompleksitas dan juga keragaman yang ada di dunia. Kita ngga perlu mengeksposed satu sama lain dan harus berfikir bahwa ada banyak banget keragaman yang ada, misalnya warna mata yang bervariasi, structures tubuh berbeda -beda, dan juga features yang ada dalam diri kita masing-masing, yang bikin kita itu unik dan spesial karena cuma ada satu dari berbagai keberagaman dan kompleksitas yang ada di dunia. Ini adalah pesan yang kalian harus inget-inget sepanjang hidup kalian kalau "we're luxury" and "we're exclusive" kita ada cuma satu kali, habis itu kita bakal hilang pas hidup kita selesai. Pada akhirnya kita semua bakal mati, emang sedikit kedengaran morbid sih, tapi emang kenyataannya gitu. we're all go, we're all finish, dan kita semua bakal serve tujuan kita di dunia. Jadi, aku pikir, ketika itu tentang embracing skin tone atau warna kulit, ngga peduli seberapa gelap atau seberapa terang warna kulit kalian? Kalian harus melihatnya dalam konteks untuk apa warna kulit tersebut dirancang, hidup ini tuh singkat, dan kita cuma punya waktu terbatas sementara kita masih di dunia, waktu yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan kita, waktu yang terbatas buat explore semua yang ada di dunia dan ada banyak hal-hal yang menarik dalam hidup, ada banyak banget hal buat dilihat, ada banyak hal untuk dinikmati. Hidup itu kompleks, ada yang baik, ada yang buruk, yang buruk bisa kelihatan indah banget dan juga sebaliknya, yang indah bisa kelihatan buruk. Ada pagi, siang sore, malem, jadi kita ngga perlu buang-buang waktu kita buat concering atau mikirin hal-hal yang ngga perlu jadi perhatian atau concern kita. Aku paham kalau ada alasan kenapa orang itu punya rasa insecure di diri mereka, tapi kalian harus ngelihatnya dengan cara gini, rasa insecure itu adalah sesuatu yang mau kalian hadapi atau kalian terima, embrace, and refine it? Atau kalian milih buat tetap memiliki rasa insecure itu? Di sini aku selalu berusaha untuk memiliki pemikiran kaya gitu, karena aku orangnya fungsionalis, aku suka hal-hal selesai, aku suka hal-hal yang teratur dan ini adalah rekomendasi dari aku buat kalian, selebihnya itu adalah keputusan kalian sendiri. apa yang akan kalian lakuin dan cara pandang kalian terhadap warna kulit kalian. Coba berpikir apakah rasa insecure itu murni dalam diri kalian atau apakah society yang forced atau memaksa kalian buat memilikinya? Kalau itu bukan insecurities dari diri kalian sendiri, dan kalian cuma takut sama reaksi orang-orang sekitar tentang warna kulit kalian, aku saranin kalian buat segera buang jauh-jauh pikiran itu, buang semua pemikiran bahwa kalian itu ngga menarik, atau ngga fashionable di masyarakat tempat kalian tinggal. Karena pada akhirnya pendapat orang itu ngga begitu penting buat kalian, itu belum tentu pendapat kalian sendiri, selain itu pendapat masyarakat itu cuma second hand. Di mana aku mau mengutip kata-kata dari John Maclean kalau "In the end of the day, society opinion is just a second hand, and the only thing that we should ever accept the second hand is just the crown jewels" semua orang tau itu. Dan yang terakhir, aku pengen encourage kalian dan juga kasih rekomendasi ke kalian buat menerima diri kalian apa adanya, menerima semua yang ada di diri kalian, kalau kalian udah ngelakuin itu, kalian bisa mulai fokus untuk memperbaiki dan menyempurnakannya, apapun potensi-potensi yang ada di diri kalian dan kalau kalian udah fokus menyempurnakannya, oh my goodness, kalian bakal bisa lihat the beauty of refinement. Jadi aku harap kalian bisa pahamin semua ini dan mulai menerapkannya di hidup kalian, start to love yourself, live your life, and always be happy.
Oke sampai sini dulu postingan dari aku, aku harap postingan ini bermanfaat buat kalian dan bisa embrace kalian jadi lebih baik dan menghilangkan insecurities di diri kalian. Thankyou so much and always take care!!! BYE!!
Komentar
Posting Komentar